Kamis, 29 Mei 2008

Pelatihan Budidaya Belut Tanpa Lumpur III

Melajutkan topik pelatihan belut yang diadakan di pati, setelah sesion paparan yang disampaikan oleh bapak Sarkan dilanjutkan dengan sesion tanya jawab. Dalam kesempatan ini peserta bisa menyampaikan langsung pertanyaan seputar budidaya belut, dalam sesion ini pertanyaan dari peserta akan langsung dijawab oleh Bapak Sarkan. Tapi mohon maaf mungkin tidak semua pertanyaan dari peserta dapat saya tangkap, maklum sambil ngelamun soalnya. Berikut beberapa pertanyaan dan jawaban yang masuk dalam pantauan saya:

Q : Jenis Kolam yang tepat untuk budidaya Belut
A : kolam terpal lebih murah namun tidak awet dibanding kolam permanen, namun membutuhkan banyak biaya

Q : Bagaimana cara menghilangkan bau semen pada kolam permanen
A : biasanya di gosok-gosok dengan gedebog pisang dan direndam dengan air gedebog yang coklat itu.
(pengalaman saya pernah mencoba dengan menggunakan larutan PK, jadi kolam dipenuhi air kemudian dimasukkan larutan PK secukupnya, sampai berwarna ungu tua)

Q : Jenis media apa yang paling bagus
A : media yang pernah dicoba oleh bapak Sarkan adalah media dengan lumpur dan media tanpa lumpur, atau gedebog pisang busuk, semuanya bagus
media diusakan ada yang kering, artinya tidak semua tergenang sama air, dengan tujuan jika nantinya pas memberikan pakan cacing jika ada cacing yang tidak termakan bisa hidup di tempat yang kering tadi.

Q : Kreteria gedebog pisang yang dibuat media
A : Gedebog pisang busuk tersebut bukan dibusukkan di dalam kolam, namun dibusukkan diluar kolam. Gedebog yang bagus adalah gedebog yang berasal dari batang pisang yang sudah tua, setelah panen batang pisang dipotong kira-kira 30-50 cm, kemudian disimpan sampai busuk, kemudian baru bisa digunakan untuk media. setelah masuk ke kolam tambahkan air, namun media tidak bisa langsung dimasukki bibit. Ganti air 3-4 kali sampai tidak ada bau dan air lebih jernih. Hal ini difungsikan untuk mengurangi getah dalam batang.

Q : Karena daerah pati terutama winong kurang air dalam musim kemarau, bagaimana cara mengatasinya
A : Air harus ada, tidak bisa di toleransi, cara agar kebutuhan belut akan air terpenuhi maka minimal 2 hari sekali air diganti, atau dialirkan.
(saya ada ide bagaimana kalau air tersebut disirkulasi seperti di aquarium, jadi nantinya setelah sirkulasi terbentuk dengan baik kita tidak usah menambahkan air banyak-banyak, hanya menambahkan sedikit air yang menguap)

Q : Apakah bibit yang dari Bapak Sarkan ada garansinya
A : pembelian bibit dari bapak sarkan diberikan garansi selama 1 bulan jika ada kematian akan diganti, untuk daerah pati dan sekitarnya pembelian bibit dikoordinasi oleh BKM Pandawa. Minimal penggantian jika membeli bibit 25 kg.

Q : Pertanyaan dari rekan beluter Kendal yang mempunyai kendala banyak bibit belutnya yang mati setelah 1 bulan.

A : dimungkinkan karena media yang belum matang dan kondisi air

Q : masih dari rekan dari kendal,kematian belut ini ditandai dengan bercak-bercak putih pada tubuh belut
A : bapak Sarkan belum memberikan jawaban yang cukup memmuaskan penanya, karena kebetulan beliau belum pernah mengalami penyakit tersebut. di perkirakan karena tergores oleh media yang belum matang.

Q : Kenapa kalau ada hujan dimalam hari banyak belut mati di pagi harinya, tapi kalau hujan tersebut siang hari tidak ada masalah dengan belut.
A : Bapak Sarkan memberikan jawaban, biasanya belut malah lebih suka dengan air hujan.
(menurut saya, jenis hujan sekarang khan banyak kandungan kimianya atau lebih asam karena banyak pencemaran dimana-mana, apalagi pada daerah tertentu yang banyak pabrik, artinya air hujannya sudah tidak sehat lagi)

Q : Jenis pakan apakah yang cocok selain Cacing? apakah ikan rucah bisa?
A : karena belut tidak suka dengan asin, maka untuk jenis ikan rucah yang berasal dari laut kurang cocok bagi belut.

Demikian sedikit tangkapan dari sesion tanya jawab yang sempat saya ingat-ingat, semoga bisa memberikan informasi tambahan bagi para Beluter.

Selasa, 27 Mei 2008

Pelatihan Budidaya Belut Tanpa Lumpur II

Berikut Gambar hasil tangkapan dalam Pelatihan Budidaya Belut Tanpa Lumpur dengan nara sumber Bapak Ahmad Sarkan. Untuk gambar lebih jelasnya akan saya coba upload di forum BelutJawa.















Penyiapan Kolam Dan Media
Bapak Sarkan mencoba menerangkan proses pembuatan kolam dan penyiapan media, walaupun di bawah terik matahari tapi para peserta antusias untuk mendengarkan.















Bibit Belut yang disiap untuk didistribusikan ke petani.















Kolam Budidaya dari terpal, kolam tersebut milik bapak Kokok. Kolam terbuat dari terpal, media 100% Gedebog pisang busuk. Kedalaman media 25 cm.















Agar ketersediaan pakan buat belut terjamin, maka dibuat peternakan cacing.















Close up dari cacing yang belum masuk kemedia, karena cacing ini baru saja didatangkan.















Diskusi di kolam bersama panitia dan peserta.

Pelatihan Budidaya Belut Tanpa Lumpur I


Meneruskan topik pelatihan budidaya belut, saya akan coba ceritakan runtutan acara dan hasil pelatihan budidaya belut yang diadakan oleh BKM Pandawa Winong kec. winong kabupaten Pati, dengan nara sumber Bapak Ahmad Sarkan SE, M.ag.
Acara ini termasuk sepektakuler, karena jumlah peserta yang sangat banyak ada lebih dari 300 orang peserta. Pelatihan yang berlokasi di ruang pertemuan balai desa winong ini penuh sesak, sebagian besar peserta berasal dari kec Winong terutama warga desa winong sendiri, dan beberapa peserta dari luar kota. Acara ini dihadiri oleh Bapak camat Winong mewakili ibu wakil Bupati yang sedianya akan membuka pelatihan ini, pejabat dari dinas perikanan dan para pamong praja. acara baru dimulai pukul 10.00 mundur satu jam dari jadwal yang direncanakan,karena masih menunggu beberapa peserta yang dari luar kota, termasuk rombongan saya beserta teman-teman beluter dari Kendal. walaupun waktu untuk menyiapkan acara tersebut sangat terbatas, hanya 3 minggu (penuturan dari bapak ketua panitia) namun karena kepanitian tersusun dengan rapi, kerja sama dan kerja keras menghasilkan lingkungan pelatihan yang rapi dan teratur.
Acara dimulai dengan sambutan-sambutan dari bapak ketua panitia, bapak wakil dari dinas perikanan dan sambutan dari bapak camat. Harapan yang disampaikan dari bapak camat sebagai wakil dari ibu wakil bupati mengharapkan kepada perserta untuk benar-benar memperhatikan materi yang akan disampaikan oleh bapak nara sumber, yang nantinya akan sangat bermanfaat setelah menekuni budidaya belut nantinya. Harapan berikutnya beliau mengharapkan Pati sebagai sentra budidaya Belut, yang nantinya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat pati. Beliau juga memberikan angin segar bagi para kelompok tani yang kekurangan modal agar jangan kwatir, pemerintah akan memberikan kucuran dana jika memang kelompok tani tersebut mempunyai prospek kedepan yang bagus.
Setelah acara seremonial dan lomba pidato dilanjutkan dengan paparan budidaya belut oleh narasumber bapak Ahmad Sarkan. Paparan dimulai dengan sejarah perbelutan nasional, ada empat orang narasumber yang sampai sekarang dijadikan acuan bagi para beluter. Dimulai dari Bapak Roy, Bapak Son son, Bapak Ardiyant dan yang baru naik daun Bapak Sarkan. Kemudian dilanjutkan dengan paparan prospek budidaya belut ini, masalah bibit dan hasil panen akan ditangani oleh Bapak Sarkan, diharapkan petani yang sudah membudidayakan tidak akan kebigungan untuk mendapatkan bibit dan kemana akan memasarkan hasil panen. Beliau mampu untuk menyediakan bibit dalam jumlah besar, karena sudah banyak daerah-daerah yang mengambil bibit dari Bapak Sarkan. Untuk pengambilan bibit akan diberikan garansi kematian, dan bibit yang dihasilkan merupakan bibit hasil pemijahan, demikian garansi yang diberikan oleh bapak Sarkan kepada para peserta pelatihan.
Membahas masalah teknik budidaya diawali dengan menguraikan jenis-jenis belut yang bisa dibudidayakan, dilanjutkan dengan hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya belut.
Beberapa hal Yang perlu diperhatikan :
  1. Pakan Awal
  2. Pakan Lanjutan
  3. Kolam
  4. Media
  5. Air
  6. Tanaman Air
Pakan ditekankan sekali, karena budidaya belut tanpa pemberian pakan yang bagus belut tidak akan berkembang baik. Sebelum memulai budidaya belut pakan berupa cacing perlu kita siapkan dulu minimal 14 hari sebelum tebar , karena jenis cacing tersebut akan berkembang setelah 14 hari. Tidak ada pemberitahuan jenis cacing yang disediakan oleh Bapak Sarkan. Pemberian pakan minimal 5 % pada bulan pertama 10% pada bulan kedua, 15 % pada bulan ke tiga, untuk bulan ke empat perlu ditambahkan makanan lain selain cacing, karena kebutuhan pakan semakin besar. Makanan tambahan ini dapat berupa belatung, yuyu, keong dan banyak macamnya.

Menginjak kemasalah Kolam, dijelaskan ada empat tipe kolam:
  1. Kolam Sawah
  2. Kolam Pemanen/Tembok
  3. Kolam Jaring
  4. Kolam Terpal
Dari beberapa tipe kolam tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri, yang umum dipakai adalah kolam permanen dan kolam terpal. Kelebihan dari kolam permanen adalah memudahkan dalam merawat belut, tahan lama yang menjadi kendala adalah biaya pembuatan yang butuh dana cukup besar. sebagi alternatif dapat digunakan

Kolam Terpal, yang mempunyai kelebihan harga pembuatan yang cukup murah.
Media hidup belut sangat memegang peranan dalam budidaya belut ini karena sebgai rumah dari belut, yang namanya rumah haruslah nyaman untuk tempat tinggal, sehingga kita harus membuat media ini cocok dengan belut. Media dibuat semaksimal mungkin mendekati media asli dialam. Ada empat jenis media yang direkomendasikan Oleh Bapak Sarkan :
  1. Murni 100% Tanah (sebaiknya tanah sawah)
  2. Campuran 80% tanah, 10% gedebog pisang busuk dan 10% jerami
  3. Campuran 80% tanah dan 20% Gedebog pisang busuk
  4. Murni 100% gedebog busuk
Dari keempat media tersebut semuanya telah dicoba oleh bapak Sarkan dan sudah cocok untuk budidaya belut, semua dikondisikan sesuai dengan keadaan lingkungan masing-masing.
Air tidak boleh lepas dari pantaun, Air yang bersih sanagt dibutuhkan dalam budidaya belut ini, karena banyak sisa hasil metabolisme, atau kotoran belut yang harus dikeluarkan. Kondisi air mengalir sangat di rekomendasikan, minimal 2 hari sekali ada sirkulai air.
Yang disebut sebagai Budidaya belut tanpa media Lumpur adalah point ke empat, media 100% gedebog pisang yang busuk, namun amat disayangkan ulasan tentang media tanpa lumpur ini sangat terbatas.
Ulasan tentang cara panen masih belum lengkap, bagaimana cara penanganan hasil panen, cara mengangkat belut dari lumpur, pengangkutan. Yang masih belum dibahas adalah masalah penyakit.
Setelah paparan disampaikan oleh bapak Sarkan dilanjutkan dengan sesion tanya jawab.
Saya akan coba tuliskan apa saja yang banyak ditanyakan oleh peserta dan kebetulan ada sedikit gambar yang bisa memberikan gambaran pada kita. To be continue

Senin, 19 Mei 2008

Pelatihan Belut Oleh Bapak Ahmad Sarkan

Beberapa Hari yang lalu saya mendapatkan info akan diadakannya Pelatihan Budidaya belut yang akan dipandu oleh bapak Ahmad Sarkan dari Kuningan, Cirebon. Nama Bapak Sarkan bukan asing lagi bagi para pemula belut, banyak referensi merujuk kepada beliu.
Atas ijin dari bapak panitia brosur pelatihan ini dapat saya sebarluaskan, namun sayang waktunya memang sudah mepet, namun bila dari para beluter ada yang berminat silahkan kontak panitia. Info dari panitia pendaptaran akan ditutup tanggal 20 mei 2008, karena keterbatasan tempat.
Insyaallah setelah mengikuti pelatihan nanti, atas ijin narasumber saya coba tuliskan apa yang saya dapatkan. Ditunggu tanggal mainnya.
Berikut Brosur Pelatihan tersebut.

Petunjuk Praktis Budidaya Belut bagi Pemula

Belut yang mempunyai nama latin Monopterus albus sudah lama dikenal oleh masyarakat baik indonesia maupun diluar negeri karena kandungan protein dan gizi yang tinggi. Sebagian orang berangapan dengan mengkonsumsi belut akan menambah vitalitas tubuh, dan sebagian lagi menjadikannya sebagai obat untuk beberapa jenis penyakit. Belut di habitat aslinya hidup disawah, rawa atau tempat yang berlumpur, belut mampu hidup dalam kondisi habitat yang kurang air karena mampu untuk menyerap oksigen langsung dari kulitnya.
Selama ini belut yang ada dipasaran adalah belut hasil tangkapan alam, namun untuk memenuhi kebutuhan pasar mulai dikembangkan budidaya belut. Apa yang harus dipersiapkan untuk memulai budidaya belut ini, sedikit sharing ilmu soal budidaya belut.

Kolam

Gambar kolam terpal.
Kolam pembesaran belut dapat menggunakan kolam permanen ( tembok ) dengan ukuran ideal 500 cm X 500 cm kedalaman 120 cm, kolam dari Drum bekas / tong , kolam jaring namun demikian anda juga bisa menggunakan kolam terpal dengan ukuran 400 cm X 200 cm dengan kedalaman 100 cm. Menggunakan kolam terpal memang lebih efisien dan mudah dipindahkan apabila ingin dipindahkan ke tempat lain. Kondisi air ph ideal bagi belut adalah 5 – 7 dengan suhu air antara 16 – 21 derajat Celcius. Untuk menghindari suhu kolam naik akibat sinar matahari langsung sebaiknya kolam diberi atap atau di beri tanaman eceng gondok di atas permukaan air.

Media Pemeliharaan

Media hidup belut dibuat sebaik mungkin mendekati kondisi alam yang sesungguhnya. Setelah anda menyiapkan kolam tersebut di atas, langkah selanjutnya adalah mengisi kolam dengan media pemeliharaan dengan urutan dan ukuran sebagai berikut :
1. Jerami setinggi 25 - 40 cm.
2. Pupuk Urea 5 kg dan NPK 5 kg (kolam berukuran 500 cm X 500 cm atau perbandingannya).
3. Lumpur/tanah setinggi 5 cm.
4. Pupuk Kandang setinggi 5 cm.
5. Pupuk kompos setinggi 5 cm.
6. Lumpur/tanah setinggi 5 cm.
7. Cincangan Batang Pisang setinggi 10 cm.
8. Lumpur/tanah setinggi 15 cm.
9. Air setinggi 5 cm.
Untuk mempercepat fermentasi media diatas pupuk kandang dan kompos dapat digunakan Fermentor atau pupuk cair dg kandungan Microba Organik untuk membuat kompos seperti EM 4, Nasa, Superfarm ,atau NOPKOR yang paling effective, murah dan mudah di dapat ( tuangkan secara merata dg dosis 1 liter untuk kolam berukuran 500 cm X 500 cm atau perbandingannya ),
Media pemeliharaan ini di diamkan agar terjadi proses permentasi selama kurang lebih 2 sampai 3 minggu, atau paling lama 1 bulan sehingga siap untuk ditaburi bibit/benih belut yang akan dibudidayakan. Untuk mengetahui media sdh matang dgn menencapkan bambu / peralon sampai kedasar kolam angkat pelan- pelan keatas bila gelembung bening dan tdk ada bau maka media sudah matang. Setelah media matang alirkan air selama 3 – 4 hari untuk menghilangkan racun diamkan selama sehari bibit baru boleh ditebar.

Persiapan benih / bibit belut

Gambar bibit belut.
Pelaksanaan pembesaran dapat dimulai setelah kolam dan media pemeliharaan siap. Langkah berikutnya adalah memilih bibit belut yang baik agar hasilnya dapat masimal. Bibit belut ini harus dipilih yang sempurna atau normal dan singkirkan yang tidak normal. Belut yang berkualitas ini akan menghasilkan hasil yang baik, sehingga akan berkembang dengan baik pula.

Belut berkualitas memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Anggota tubuh utuh dan mulus yaitu tidak ada luka gigitan atau goresan.
2. Gerakan lincah dan agresif.
3. Penampilan sehat yang dicirikan tubuh yang keras dan tidak lemas manakala dipegang.
4. Tubuh dan kepala seimbang / kecil dan berwarna kuning kecoklatan.
5. Umur antara 2-4 bulan. Tidak dianjurkan benih berwarna hitam dgn bagian perut berwarna kemerahan benih seprti ini akan tumbuh kerdil, hindari membeli benih dgn cara setrum, benih yg baik adalah hasil tangkapan dgn wuwu / bubu.

Pakan dan kebiasaan makan belut

Belut merupakan hewan karnifora alias pemangsa binatang lain, secara alami memakan binatang kecil yang masih hidup seperti siput, cacing, anak ikan, bekicot dll. Pakan mulai diberikan setelah benih masuk ke kolam perbesaran setelah 3 hari atau hari ke 4 jadi tidak di benarkan memberikan pakan buatan / palet setiap hari harus berseling 2 atau 3 hari sekali ini di maksud untuk mendapatkan hasil produktivitas secara maximum. Jumpah pakan yang diberikn harus sesuai dengan pertumbuhan belut itu sendiri. Sebagai gambaran bulan pertama pemeliharaan diperlukan 5 % dr jumplah / berat benih yang di tebar ( misalkan 40 kg benih diperlukan 2 kg pakan).umur 1~2 bulan sebanyak 6,5 %, bulan ke 2~3 sebanyak 8 % dan 3~4 bulan sebanyak 10 %.

Hama dan Penyakit

1) Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan belut.
2) Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut antara lain: berang-berang, ular, katak,burung, serangga, musang air dan ikan gabus.
3) Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing.
Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama.
Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri,jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.

Panen

Pemanenan belut berupa 2 jenis yaitu :
1) Berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan.
2) Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi (besarnya/panjangnya sesuai denganpermintaan pasar/konsumen 10 ~15 ekor / kg).
Cara Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan peralatan antara lain : bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing atau kail dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja.

Semoga dapat menjadi tuntunan bagi para pemula dan beguna bagi kita semua
Ikatlah amalmu dengan ilmu yang bermanfaat bagi masyarakat

Ditulis ulang dr berbagai sumber
oleh: Agus mst ( agusmst@gmail.com)
Pengurus Koperasi Agrobisnis Sukajaya dan pemerhati budidaya belut di Kendal-Jateng