Selasa, 17 Februari 2009

Angkat Belut

Terasa dah lama sekali ndak nulis di blog ini, maklum banyak kesibukan di kerjaan yang baru. Saya mau sharing sedikit ilmu semoga bermanfaat. Ceritanya sebulan lalu saya penasaran ama kolam percobaan saya yang pertama, yang saya isi bibit dari pasar. Saya coba bongkar, tanaman air, enceng gondok disingkirkan semua, air di buang semua, kemudian media mulai di bongkar-bongkar (sayang ndak ada gambarnya yang ini).
Ternyata susahnya minta ampun bongkar media lumpur ini, dan kebetulan karena ini media versi lama yang berisi tanah pekarangan, jerami, gedebog, ama kotoran kambing. Media sudah hampir 10 bulan namun masih ada jerami yang utuh, dan tentunya kotoran kambing yang ndak mau hancur. ini bisa buat catatan para beluter. Kemudian tanah kebun tetep akan padat, susah jadi lumpur, jadi kolam saya hanya beberapa cm aja yang gembur, bagian atas, namun demikian belut masih bisa hidup, tapi tidak optimal.
Saya buat sekat didalam kolam untuk memisahkan media yang mau dibuang dan media yang masih ada belutnya. Ternyata belutnya akan mengumpul kalau kita kejar-kejar, jadi saya kepikiran kalau pada salah satu pojok kolam dibuat tempat yang lebih rendah, didekat pembuangan, sebagai tempat belut yang akan dipanen.
Lumayan capek untuk mengeluarkan media, akhirnya hampir 1 jam untuk mengambil belut dari kolam 2x1 dengan media setinggi 20 cm. Belutnya ndak banyak hanya sekitar 30 an lah, karena dulu dapatnya hanya sekitar 2 kg.
Berikut gambar beberapa belut yang saya tangkap. ada yang besar sekitar pegangan sepeda (Stang), tapi masih ada juga yang kecil, sebesar jempol saya.
Beberapa ekor dimasak, dan sisanya saya masukkan lagi kekolam, sapa tahu bisa beranak pinak. Belut ini hanya saya kasih makan pelet ikan.