Selasa, 27 Mei 2008

Pelatihan Budidaya Belut Tanpa Lumpur I


Meneruskan topik pelatihan budidaya belut, saya akan coba ceritakan runtutan acara dan hasil pelatihan budidaya belut yang diadakan oleh BKM Pandawa Winong kec. winong kabupaten Pati, dengan nara sumber Bapak Ahmad Sarkan SE, M.ag.
Acara ini termasuk sepektakuler, karena jumlah peserta yang sangat banyak ada lebih dari 300 orang peserta. Pelatihan yang berlokasi di ruang pertemuan balai desa winong ini penuh sesak, sebagian besar peserta berasal dari kec Winong terutama warga desa winong sendiri, dan beberapa peserta dari luar kota. Acara ini dihadiri oleh Bapak camat Winong mewakili ibu wakil Bupati yang sedianya akan membuka pelatihan ini, pejabat dari dinas perikanan dan para pamong praja. acara baru dimulai pukul 10.00 mundur satu jam dari jadwal yang direncanakan,karena masih menunggu beberapa peserta yang dari luar kota, termasuk rombongan saya beserta teman-teman beluter dari Kendal. walaupun waktu untuk menyiapkan acara tersebut sangat terbatas, hanya 3 minggu (penuturan dari bapak ketua panitia) namun karena kepanitian tersusun dengan rapi, kerja sama dan kerja keras menghasilkan lingkungan pelatihan yang rapi dan teratur.
Acara dimulai dengan sambutan-sambutan dari bapak ketua panitia, bapak wakil dari dinas perikanan dan sambutan dari bapak camat. Harapan yang disampaikan dari bapak camat sebagai wakil dari ibu wakil bupati mengharapkan kepada perserta untuk benar-benar memperhatikan materi yang akan disampaikan oleh bapak nara sumber, yang nantinya akan sangat bermanfaat setelah menekuni budidaya belut nantinya. Harapan berikutnya beliau mengharapkan Pati sebagai sentra budidaya Belut, yang nantinya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat pati. Beliau juga memberikan angin segar bagi para kelompok tani yang kekurangan modal agar jangan kwatir, pemerintah akan memberikan kucuran dana jika memang kelompok tani tersebut mempunyai prospek kedepan yang bagus.
Setelah acara seremonial dan lomba pidato dilanjutkan dengan paparan budidaya belut oleh narasumber bapak Ahmad Sarkan. Paparan dimulai dengan sejarah perbelutan nasional, ada empat orang narasumber yang sampai sekarang dijadikan acuan bagi para beluter. Dimulai dari Bapak Roy, Bapak Son son, Bapak Ardiyant dan yang baru naik daun Bapak Sarkan. Kemudian dilanjutkan dengan paparan prospek budidaya belut ini, masalah bibit dan hasil panen akan ditangani oleh Bapak Sarkan, diharapkan petani yang sudah membudidayakan tidak akan kebigungan untuk mendapatkan bibit dan kemana akan memasarkan hasil panen. Beliau mampu untuk menyediakan bibit dalam jumlah besar, karena sudah banyak daerah-daerah yang mengambil bibit dari Bapak Sarkan. Untuk pengambilan bibit akan diberikan garansi kematian, dan bibit yang dihasilkan merupakan bibit hasil pemijahan, demikian garansi yang diberikan oleh bapak Sarkan kepada para peserta pelatihan.
Membahas masalah teknik budidaya diawali dengan menguraikan jenis-jenis belut yang bisa dibudidayakan, dilanjutkan dengan hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya belut.
Beberapa hal Yang perlu diperhatikan :
  1. Pakan Awal
  2. Pakan Lanjutan
  3. Kolam
  4. Media
  5. Air
  6. Tanaman Air
Pakan ditekankan sekali, karena budidaya belut tanpa pemberian pakan yang bagus belut tidak akan berkembang baik. Sebelum memulai budidaya belut pakan berupa cacing perlu kita siapkan dulu minimal 14 hari sebelum tebar , karena jenis cacing tersebut akan berkembang setelah 14 hari. Tidak ada pemberitahuan jenis cacing yang disediakan oleh Bapak Sarkan. Pemberian pakan minimal 5 % pada bulan pertama 10% pada bulan kedua, 15 % pada bulan ke tiga, untuk bulan ke empat perlu ditambahkan makanan lain selain cacing, karena kebutuhan pakan semakin besar. Makanan tambahan ini dapat berupa belatung, yuyu, keong dan banyak macamnya.

Menginjak kemasalah Kolam, dijelaskan ada empat tipe kolam:
  1. Kolam Sawah
  2. Kolam Pemanen/Tembok
  3. Kolam Jaring
  4. Kolam Terpal
Dari beberapa tipe kolam tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri, yang umum dipakai adalah kolam permanen dan kolam terpal. Kelebihan dari kolam permanen adalah memudahkan dalam merawat belut, tahan lama yang menjadi kendala adalah biaya pembuatan yang butuh dana cukup besar. sebagi alternatif dapat digunakan

Kolam Terpal, yang mempunyai kelebihan harga pembuatan yang cukup murah.
Media hidup belut sangat memegang peranan dalam budidaya belut ini karena sebgai rumah dari belut, yang namanya rumah haruslah nyaman untuk tempat tinggal, sehingga kita harus membuat media ini cocok dengan belut. Media dibuat semaksimal mungkin mendekati media asli dialam. Ada empat jenis media yang direkomendasikan Oleh Bapak Sarkan :
  1. Murni 100% Tanah (sebaiknya tanah sawah)
  2. Campuran 80% tanah, 10% gedebog pisang busuk dan 10% jerami
  3. Campuran 80% tanah dan 20% Gedebog pisang busuk
  4. Murni 100% gedebog busuk
Dari keempat media tersebut semuanya telah dicoba oleh bapak Sarkan dan sudah cocok untuk budidaya belut, semua dikondisikan sesuai dengan keadaan lingkungan masing-masing.
Air tidak boleh lepas dari pantaun, Air yang bersih sanagt dibutuhkan dalam budidaya belut ini, karena banyak sisa hasil metabolisme, atau kotoran belut yang harus dikeluarkan. Kondisi air mengalir sangat di rekomendasikan, minimal 2 hari sekali ada sirkulai air.
Yang disebut sebagai Budidaya belut tanpa media Lumpur adalah point ke empat, media 100% gedebog pisang yang busuk, namun amat disayangkan ulasan tentang media tanpa lumpur ini sangat terbatas.
Ulasan tentang cara panen masih belum lengkap, bagaimana cara penanganan hasil panen, cara mengangkat belut dari lumpur, pengangkutan. Yang masih belum dibahas adalah masalah penyakit.
Setelah paparan disampaikan oleh bapak Sarkan dilanjutkan dengan sesion tanya jawab.
Saya akan coba tuliskan apa saja yang banyak ditanyakan oleh peserta dan kebetulan ada sedikit gambar yang bisa memberikan gambaran pada kita. To be continue

Tidak ada komentar: