Senin, 24 Desember 2007

Ikan Sidat Tembus Pasar Asia Timur

Berikut saya kutipkan berita soal sidat sapa tahu bisa sebagai pemicu kita untuk lebih maju, karena kok pemberitaan di media massa soal sidat ini dahsyat sekali namun untuk petani kapan ini mau di sosialisasikan. apakah tehnologi ini hanya untuk mereka yang mempunyai modal "cukup"?. Barbagilah bagi kami para petani kecil.
soal harga yang pasti jangan ampe ngiler.

Laporan Wartawan Kompas Haryo Damardono

KARAWANG, KOMPAS- Direktorat Perikanan Budidaya Departemen Kelautan
dan Perikanan, untuk pertama kalinya mengekspor 30 ton ikan sidat
atau anguilla sp, menuju negara-negara di Asia Timur, yakni Taiwan,
Korea Selatan, dan Jepang.

Ekspor perdana tersebut dilepas dari Tambak Pandu di Desa Pusakajaya
Utara, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, oleh Menteri Kelautan dan
Perikanan Freddy Numberi dan Wakil Gubernur Jawa Barat Wagub Jabar
Nu'man A.Hakim, Senin (27/8).

"Kami membutuhkan waktu dua tahun, untuk menemukan formula tepat bagi
pembesaran ikan sidat. Ternyata, ikan ini tumbuh baik pada suhu 29-31
derajat Celsius, dengan tingkat salinitas lima per mil," kata
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya DKP, Made L Nurjana.

Made mengatakan karena teknologi pembesaran ikan sidat telah
dikuasai, maka secepatnya DKP akan mengembangkan ikan sidat di
beberapa daerah. "Telah ada dia kawasan yang dibidik investor Jepang,
untuk membudidayakan ikan sidat, yakni di Kabupaten Karawang, Jawa
Barat, dan Likupang, Sulawesi Selatan," ujar Made.

Ditemui di Karawang, Presiden Presiden Asama Industry, Yoshinori Ito,
optimistis membudidayakan ikan sidat di Indonesia, untuk memenuhi
kebutuhan Jepang atas ikan sidat sebagai bahan baku makanan seharga
per kilogram antara 4.000-6.000 yen, setara Rp 350.000 – Rp 450.000.

Dalam setahun, Jepang membutuhkan ikan sidat sebanyak 100.000 ton,
dengan hanya sekitar 20.000 ton yang diproduksi dari dalam negeri
Jepang. "Tiap tahunnya, kami mengimpor 80.000 ton ikan sidat, dengan
60.000 ton diantaranya diimpor dari China," kata Ito.

Ito berhadap Indonesia dapat menyubtitusi China sebagai eksportir
ikan sidat, karena ikan sidat produksi China seringkali ada bercak-
bercak akibat jamur. Padahal, konsumen Jepang menginginkan produk
yang sempurna.

Di Indonesia, penyebaran ikan sidat banyak terdapat di perairan barat
Sumatera, selatan Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi, pantai timur Kalimantan, Maluku, dan Papua.

Ikan sidat, vertebrata dengan genus Anguilla ini, makan dan tumbuh di
perairan tawar, namun untuk memijah atau bertelur, mereka kembali ke
laut. Bahkan proses pemijahan berlangsung di laut berkedalaman 400-
500 meter.
http://www.kompas.co.id/ver1/ekonomi/0708/27/204907.htm

Tidak ada komentar: