Selasa, 18 September 2007

IKAN SIDAT (Anguilla bicolor)

Pernah denger yang namanya Sidat, pasti jarang orang yang tahu, karena emang binang ini rada langka, lebih terkenal dibanding saudaranya "Belut". Kadang sidat ini bisa dibilang sebagai belut air, atau belut Laut, kenapa karena bentuknya yang persis belut hanya saja dia hidup di air.
Bentuk tubuh menyerupai ular, panjang dapat mencapai 50-125 cm, sirip punggung dan sirip dubur menyatu dengan sirip ekor, sisik sangat kecil yang terletak di dalam kulit, kepala lebih panjang dibandingkan jarak antara sirip punggung dengan anal. Sidat mempunyai sifat katadromus yaitu masa menjelang dewasa ikan sidat hidup di air tawar kemudian bermigrasi untuk bertelur atau berkembang biak di air laut. Ikan ini toleran terhadap salinitas, temperatur dan tekanan yang berbeda-beda.
Katanya binatang ini banyak memberikan devisa bagi indonesia, namun sampai saat ini informasi yang berhubungan dengan sidat ini masih susah didapat, mungkin karena ini termasuk bisnis kelas kakap. Dari informasi yang pernah saya dapatkan diluar negeri sidat ini banyak dikonsumsi sebagai makanan mewah, karena kandungan proteinnya yang tinggi. Masyarakat jepang banyak yang menkonsumsinya.
saya pertama kali kenal yang namanya sidat ini juga dari sebuah milis belut, cuman sayang sekarang milis tersebut ditutup karena dirasakan bisnis ini ndak bisa dijalankan, namun sekarang saya liat pada milis trubus mulai ada perkembangan, untuk belut lain waktu akan saya coba tulis informasi yang saya dapatkan.
Kembali ke sidat, dari info dimilis tersebut akhirnya saya jadi tertarik untuk mencoba membesarkan tepatnya, bukan membudidayakan, karena kalau yang namanya membudidayakan itu bisa mengembangbiakkan atau membuat bibit. selama ini bibit sidat hanya bisa diperoleh dari alam, karena sistem pemijahannya yang unik seperti ikan salmon, kata salah seorang pakar LIPI ibu Yulia. Dia akan berkembang biak di laut, bertelor dan menetas, setelah menginjak menetas dan mampu berenang mencari air tawar, sampai dewasa untuk siap memijah lagi.

Setelah telur menetas fase "glass ell" masih berada dilaut dan kalau saya sempat laita gambarnya emang bentuknya transparan, naha kalau udah berwujud kayak cacing mungkin ya baru dia mencari air tawar.
Sampai sekarang saya mendapatkan bibit dari daerah banyumas, katanya dari aliran sungai serayu, dan penyeberannya sepanjang sungai ini. kemudian lagi didaerah jawa barat dan beberapa daerah diluar jawa.
saat itu saya membeli bibit dengan harga 40.000/kg, cukup mahal memang. Ketahan untuk adaptasi ikan ini sangat kuat, saya sempat kaget waktu melihat media yang digunakan untuk pengiriman, hanya ember yang diberi lubang didalamnya ditaruh media pelepah pisang yang basah. Dengan media seperti ini sidat mampu bertahan 1,5 hari, karena kebetulan expedisi pengirimannya yang salah, tapi Alhamdullillah semua aman.
Untuk memeliharanya tidaklah sulit, tinggal sediakan kolam, seperti kolam ikan biasa, sebenarnya hampir mirip lobster bagi yang sudah pernah liat, kita tinggal menambahkan paralon atau apa sajayang bisa digunakan untuk sembunyi. Karena ikan ini selama hidupnya menyukai tempat gelap.
Makanan sebenarnya sidat termasuk ikan Carnivora, pemakan daging, saya pernah memberikan cacing, cacahan keong, cacahan bekicot, namun untuk kepraktisan saya coba pelet, kalu ini butuh adaptasi lama, dan sidat lebih suka makan makan didasar kolam, bukan terapung. Yang masih menjadi kendala sampai saat ini sudah saya pelihar 6 bulan perkembangannya lambat sekali, saya masih mencoba untuk mencari masalahnya apa karena pakan yang saya berikan. Suatu saat saya ketemu ama orang Petanian malang, katanya dari pemerintah pernah memberikan bibit sidat ini untuk dikembangkan, namun katanya sudah setahun ini juga ndak ada perkembangan, padahal makanan yang diberikan adalah cacing.
Mari bersama bagi peternak atau rekan yang mempunyai informasi soal sidat ini kita berbagi pengalaman. Berikut gambar sidat saya sebulan setelah pembelian.
Kalau yang ini aku dapat dari web luar, katanya si pembesaran sidat, kapan ya punya Farm seperti ini.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Apart from the design of engagement rings, another important consideration when going ring shopping is your particular
choice of jewelry store. The lavish beauty of a pink engagement ring
will astound even the most discriminating admirer.
Let me be honest with you, it's true - diamonds are in a girl's best friend.


Also visit my web site - oval engagement rings ()