Senin, 21 Januari 2008

Budidaya Belut di Telecenter Muneng


Berikut Sedikit informasi tentang perkembangan perbelutan di indonesia, Artikel ini saya copy dari Jaringan Telecenter Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat bagi perkembangan perbelutan indonesia.
Di sekitar Telecenter Muneng berkembang budidaya ikan lele dengan menggunakan media kolam dari terpal. Dalam perjalanannya budidaya lele ini tidak lagi menjanjikan keuntungan bagi petani, karena harga pakan (konsentrat lele) yang terus naik, sedangkan harga ikan lele tidak naik bahkan cenderung turun. Hal ini tentunya mengakibatkan banyak peternak lele tidak lagi melakukan budidaya. Permasalahan budidaya lele tersebut terungkap dalam diskusi dan asistensi yang kami lakukan dengan para peternak lele.
Ada 2 alternatif solusi yang ingin kami lakukan: pertama adalah dengan mencoba membuat konsentrat sendiri dan yang kedua adalah mencari ternak lain pengganti lele yang memiliki prospek pasar bagi petani. Budidaya ternak ini tentunya memberikan tambahan penghasilan bagi petani selain dari pertanian sawah.
Kami mencoba untuk melakukan kedua alternatif solusi tersebut. Kami membentuk dua kelompok untuk menangani kedua hal tersebut; untuk pembuatan konsentrat dipimpin oleh Pak Budi (Kabag Umum Telecenter Muneng) dimana sampai saat ini kami masih dalam tahap ujicoba; sedangkan untuk pengembangan ternak baru dipimpin oleh Pak Dwi (Manajer Telecenter). Telecenter Muneng tentunya mengandalkan fasilitas teknologi informasi sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan.

Hasil dari usaha dan diskusi dengan petani yang kami lakukan, kami sepakat untuk mencari informasi tentang budidaya belut. Belut memiliki prospek pasar yang menjanjikan. Dalam proses pencarian informasi, kami menemukan mitra yang memiliki pengalaman dalam budidaya dan pemasaran belut yaitu CV Satu Karya Community (CV SKY) dari Surakarta (Jawa Tengah). Penemuan tersebut kami tindaklanjuti dengan melakukan kunjungan ke lokasi uji coba belut CV SKY di Boyolali (Jawa Tengah) dan juga berdiskusi tentang permasalahan yang kami hadapi. CV SKY bersedia untuk membantu program kerja tentang budidaya belut di Madiun dibawah dampingan Telecenter Muneng.
Hasil kunjungan itu kami tindak lanjuti dengan mendatangkan personil-personil CV SKY ke Muneng untuk memberikan pelatihan budidaya belut pada tanggal 18 April 2007. Informasi mengenai pelatihan ini menyebar dengan pesat ke masyarakat, dan banyak yang mendatangi kami untuk menanyakan tindak lanjut dari pelatihan tersebut. Animo masyarakat yang begitu tinggi kami sampaikan ke CV SKY dan dengan bimbingan dari CV SKY kami membuat uji coba untuk budidaya belut.
Saat ini kami sudah sampai pada tahap pembuatan media untuk belut. Dalam proses pembelajaran budidaya belut ini, kami selalu menjalin komunikasi dengan CV SKY mengenai tindak lanjut kegiatan ini. Hasil dari beberapa kali diskusi dengan CV SKY menghasilkan beberapa kesepakatan yaitu :
1. Telecenter akan menjadi mitra utama CV SKY dalam budidaya belut di Madiun. Semua informasi dan kegiatan CV SKY dengan masyarakat di Madiun akan dikelola oleh Telecenter, baik dalam budidaya belut maupun dalam kegiatan lain, misalnya agrobisnis.
2. Pihak CV SKY akan memberikan arahan teknis budidaya.
3. CV SKY akan menyediakan benih dan juga bertanggung jawab untuk memasarkan hasil.

Hari Minggu, 10 Juni 2007 pihak CV SKY datang ke Telecenter dan langsung berkeliling ke semua lokasi ujicoba untuk pengecekan media yang akan digunakan untuk budidaya belut. Ternyata ada beberapa hal harus diperbaiki dalam pembuatan media awal untuk belut. Media yang sekarang dibuat ternyata belum sempurna karena masih mengandung racun dari hasil proses fermentasi bahan. Masih ada hal-hal yang perlu dilakukan sebelum dimasukkan benih belut ke dalam kolam. Kunjungan tersebut diikuti dengan kegiatan di lapangan dalam bentuk asistensi pada seluruh peserta ujicoba untuk perbaikan media agar hasilnya bisa optimal.
Semoga kerja sama kami dengan CV SKY akan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait, khususnya bagi petani.

Tidak ada komentar: