Selasa, 22 Januari 2008

Experimen Media Belut


Sekedar sharing pengalaman saja, mungkin pengalaman saya ini bisa bermanfaat namun belum bisa dibilang ini benar sepenuhnya. Karena penasaran akan budidaya belut ini 8 bulan yang lalu saya sempat membuat media untuk pembesaran belut. Kenapa sampai 8 bulan? itu karena informasi yang saya dapatkan banyak para pemain besar yang gagal, itulah salah saya, dikala orang lain gagal kenapa saya tidak memberanikan diri untuk mencoba yang benar, itu satu hal kenapa media saya lama tidak saya urus. Yang berikutnya adalah waktu, ini mungkin yang harus benar-benar kita luangkan sedikit waktu, kalau kita memang benar-benar pengin terjun ke dunia pertanian. Karena beberapa kali saya bermain dengan ikan, karena tidak meluangkan waktu untuk konsentrasi, semua tidak jadi. Lho kok malah cerita pengalaman pahit, tapi semoga itu menjadi cambuk buat saya, dan buat intropeksi rekan lain.
Kembali ke Media belut, dulu saya buat media ini dari susunan, jerami, pelepah pisang, kotoran hewan (saya pakai kotoran kambing, ini salah besar, karena kotoran kambing susah untuk hancur, rekomen pakai kotoran sapi, tepatnya yang sudah jadi pupuk) dan tanah kebon. Kemudian media saya fermentasikan dengan memberikan cairan yang mempercepat proses tersebut, saya pakai namanya Agrobost, mungkin bisa di pakai cairan mikroorganisme yang lain. tiap lapisan di siram ama cairan ini.

Kemudian media di coba diperam dengan ditutupi dengan plastik atau karung, selama 1 minggu, namun sebelumnya media terutama tanah dibuat basah. Fermentasi bisa berlangsung lama, tergantung suhu dan media. Pengalaman saya bisa sampai 3 minggu, karena saya menggunakan tanah kebon, dan ini sangat-sangat tidak direkomendasikan, seharusnya pakai tanah sawah, atau lumpur sawah. Nanti saya coba jelaskan pengalaman lain.
kemudian media dikasih air sampai diatas media sekitar 5-10 cm, jika media matang fermentasi saat kita tusuk tidak keluar buih, jika masih keluar buih, meida dicoba untuk ditusuk-tusuk, sambil dibolak-balik, dan air diganti-ganti. Ciri media matang adalah lembut, dan tidak lagi mengeluarkan gas saat di tusuk.
Nah diatas adalah sebagian teori dan praktek, sebenarnya media saya yang sudah berumur 8 bulan itu, untuk jerami masih separo utuh, karena tidak hancur, dan terutama kotoran kambing ndak mau hancur, demikian lagi tanah kebon yang masih kasar. Tetapi pada bulan ke 6 lalu saya coba masukkan bibit dari pasar sekitar 10 biji, eh sampai bulan ke 8 masih utuh, Namun sayang tidak berkembang karena tidak saya kasih makan. Kejam ya. Karena saya berpikir belutnya ndak mau hidup di media saya.
Saya coba menyimpulkan, Belut mungkin bisa hidup dalam kondisi seperti itu, tapi tidak nyaman, sehingga tidak bisa berkembang. Dia bisa bertahan hidup di sebagian lumpur diatasnya.
Karena penasaran media saya bongkar,memang benar, air tidak bisa sampai ke bawah dan media di bawah dan tengah padat, akhirnya setelah belut saya angkat, media saya bolak balik dan diinjak-injak agar lebih halus. Saya masih mempertahankan media tersebut karena penasaran apakah dari tanah kebon tidak bisa dibuat media untuk belut. setelah saya aliri air, belut tadi saya masukkan lagi, dan setelah saya cek media cukup berongga, dan sedikit lembut. Tiap malam saya coba liat tingkah laku belut tersebut, he.. ada yang keluyuran dan sebagian cuman mengeluarkan kepala.
Media tersebut saya coba tambah dengan lumpur sawah, nah malam berikutnya belut tersebut membuat rumah di lumpur tersebut, tidak lagi di media lama. Dari hal tersebut saya bisa tarik kesimpulan, bahwa dia akan merasa nyaman pada media yang lembut. Nah bagaimana kita bisa membuat media ini cocok bagi belut? mestinya kita ambil tanah atau lumpur sawah.
Untuk makanan saya sedang mencoba menberikan cacing, wah lahap banget, soalnya pas dimasukkkan ke lubang rumahnya langsung disambar.
demikian sedikit sharing pengalaman soal media belut, saya sedang mencoba mencari bibit tambahan di pasar. Lain waktu kalau ada perkembangan soal media ini, semampu saya akan disharing.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa join di Milis Belut Jawa

Tidak ada komentar: